Selasa, 14 Agustus 2012

Delta


Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh sungai, muara sungai,dimana timbunan sediment tersebut mengakibatkan propagradasi yang tidak teratur padagaris pantai (Coleman, 1968; Scott & Fischer, 1969).
Syarat–syarat untuk terbentuknya suatu delta, antara lain :
a.   Ada sungai yang menuju ke laut atau danau
b.   Lautnya dangkal
c.   Gelombang atau arus laut yang ada sangat kecil
d.   Tidak ada gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut atau danau di tempatmuara sungai tersebut
e.   Arus pasang surut tidak kuat
f.    Pantainya relatif landai
Unsur-unsur Dasar Delta
1.   Sungai : sebagai sarana pengangkut material
2.   Distributary Channel
3.   Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
4.   Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan merupakan laut dangkal.
5.   Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.
Dari waktu ke waktu material batuan yang diendapkan di laut atau danau cukup besar.Delta memperlihatkan banyak macamnya dalam bentuk dan lekuk. Pada puncak delta,saluran sungai terbagi dalam beberapa cabang–cabang yang menyebar dan disebutdistribution yang melintang pada permukaan delta melepaskan endapan pada ujung delta.Beberapa delta mempunyai kenampakan seperti kipas alluvial, tetapi berbeda–beda satu sama lain, perbedan tersebut yaitu :
a.   Pengendapan pada delta disebabkan oleh pengurangan kecepatan aliran yang masuk ke dalamair laut yang tetap (laut atau danau)
b.   Perluasan delta secara vertikal terbatas, air the base level merupakan dari pertumbuhan ke atas.
c.   Kemiringan permukaan delta dapat diketahui lebih datar daripada besar kipas alluvial.
Delta adalah bentuk daratan yang terbentuk di mulut sebuah sungai di mana sungai yang mengalir ke samudra, laut, muara, danau, waduk, daerah gersang, atau sungai. Delta terbentuk dari pengendapan sedimen yang dibawa oleh sungai sebagai aliran yang berasaldari muara sungai. Selama jangka waktu yang lama, deposisi ini membangun pola geografis karakteristik delta sungai. Sebuah Delta biasanya berbentuk segitiga yang terdapat di muara sungai. Delta sungai terbentuk ketika sebuah sungai membawa sedimen. Delta bisa terbentuk di sebuah danau, laut, atau waduk, sungai lain yang tidak dapat menghilangkan sedimen yang cukup cepat untuk menghentikan pembentukan delta, atau daerah pedalaman di mana air menyebar keluar dan sedimen yang tersimpan mengendap. Ketika memasuki aliran air, tidak lagi terbatas untuk menyalurkan dan mengembang lebar aliran air. Aliran ini berekspansi dan menghasilkan penurunan kecepatan aliran, yang mengurangi kemampuan aliran untuk mengangkut sedimen. Akibatnya, sedimen menetes keluar dari aliran dan deposit air. Seiring waktu, proses ini akan membangun saluran tunggal lobus delta, mendorong mulutnya ke dalam genangan air. Sebagai kemajuan lobus delta, gradien dari saluran sungai menjadi lebih rendah karena saluran sungai tetapi memiliki perubahan yang sama di ketinggian. Sebagai kemiringan saluran sungai menurun, menjadi tidak stabil karena dua alasan.
Pertama, air di bawah memiliki gaya gravitasi yang cenderung mengalir dan menuruni lereng. Apabila tanggul alami itu jebol karena kejadian alam seperti banjir, maka akan tumpah ke arah baru dengan rute pendek ke laut, sehingga mendapatkan lereng curam lebih stabil. Kedua, apabila kemiringannya rendah maka akan mengakibatkan pengendapan sedimen dalam saluran dan kenaikan di muara sungai yang diakibatkan oleh banjir tersebut. Proses Ini akan membuat lebih mudah bagi sungai menjebol tanggul dan memotong saluran baru yang memasuki penampungan air (sungai, danau, waduk) di lereng curam. Sering kali ketika saluran melakukan hal ini, beberapa aliran yang dapat tetap dalam saluran ditinggalkan. Ketika peristiwa ini terjadi perpindahan saluran delta matang akan mendapatkan jaringan cabang.
Proses lain di mana jaringan-jaringan cabang dapat terbentuk adalah dari pengendapan muara sungai (pertengahan-saluran pasir dan / atau bar kerikil di mulut sungai). Ketika sampai ditengah-tengah kanal sedimen disimpan di mulut sungai, aliran disalurkan ke sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan deposisi tambahan di ujung hulu dari mulut sungai, yang membagi sungai menjadi dua saluran cabang. Contoh dari proses ini adalah Danau Wax Delta di Louisiana.
Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta. Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion yang terdapat di air laut, mengalami koagulasi.
Air sungai yang setiap hari tampak keruh coklat itu merupakan suatu koloid. Karena keruh, dapat diduga bahwa zat-zat yang menyatu dengan air sungai itu mayoritas berfasa padat. Koloid yang fasa terdispersinya padat dan medium pendispersinya cair, yaitu air, dinamakan sol. Dikatakan bahwa air sungai adalah koloid padat dalam cair (padat/cair atau s/l). Suatu koloid merupakan campuran antara homogen dan heterogen. Hal ini menjelaskan bahwa bagian terkecil koloid berupa sekelompok partikel yang tersebar dalam medium pendispersinya. Masing-masing kelompok ini dapat stabil dalam waktu yang cukup lama berada diantara mediumpendispersi, karena dilindungi oleh ion-ion tertentu yang diadsorpsi oleh kelompok partikel tersebut. Oleh karena itu koloid memiliki muatan tertentu.
Air laut rasanya asin, berarti mengandung garam. Garam yang diperoleh dari air laut dan sehari-hari dikenal sebagai garam dapur, rumus kimianya NaCl. Walaupun kandungan garam dalam air laut tidak hanya NaCl, namun kandungan terbanyak adalah NaCl. Jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa ini adalah ikatan elektrovalen atau lebih terkenal sebagai ikatan ion, karena ikatan ini menunjukkan adanya gaya elektrostatik antara ion-ion Na+ dengan ion-ion Cl-. Oleh karena itu pada uji daya hantar listrik air laut, lampu menyala dan terjadi banyak gelembung gas. Dapat disimpulkan bahwa air laut menghantar listrik, sehingga dinamakan larutan elektrolit.
Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid sungai oleh ion-ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik, sehingga terjadi penetralan muatan. Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel koloid itu menyatu dan menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan mengendap menjadi gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit.
Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
1.      Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi.
2.      Debit Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai.
3.      Produk Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
4.      Energi gelombang
Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.
5.      Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia.
6.      Arus pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
7.      Kelerengan paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
8.      Bentuk Cekungan Penerima dan proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_129/Image/geo106_11.gifBentuk delta dapat dikelompokkan dalam 4 macam, yaitu:
a.   Delta lobben, bentuknya menyerupai kaki burung. Biasanya tumbuh cepat besar, karena sungai membawa banyak bahan endapan. Contohnya delta Missisippi.


b.   http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_129/Image/geo106_12.gifDelta tumpul, bentuknya seperti busur. Keadaannya cenderung tetap (tidak bertambah besar), misalnya delta Tiger dan Nil.





c.   http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_129/Image/geo106_13.gifDelta runcing, bentuknya runcing ke atas menyerupai kerucut. Delta ini makin lama makin sempit.




d.   http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_129/Image/geo106_14.gifEstuaria, yaitu bagian yang rendah dan luas dari mulut sungai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar